Saya menulis kali ini sebenarnya sudah ada dipikiran saya tapi belum sempat menuangkannya disebuah tulisan manapun. Saya sering berpikir apakah data pribadi kita sudah aman atau belum dan bagaimana cara mengamankannya. Sampai dengan tulisan ini dibuat, saya belum pernah melakukan riset tentang pengamanan data pribadi seseorang tapi tulisan ini hanya berasal dari pengalaman yang saya alami selama hidup ini (berat omongannya).
Sangat menarik jika para pembaca melihat beberapa link dibawah ini tentang pertanyaan dasar hukum atau kebocoran data itu sendiri. Berikut linknya:
Jika melihat informasi dari link diatas, disebutkan bahwa sebenarnya data pribadi kita dilindungi oleh undang-undang yang secara garis besar seperti ini:
Pasal 84 UU Adminduk menjelaskan data pribadi penduduk yang harus dilindungi meliputi:
a. nomor KK (Kartu Keluarga);
b. NIK (Nomor Induk Kependudukan);
c. tanggal/bulan/tahun lahir;
d. keterangan tentang kecacatan fisik dan/atau mental;
e. NIK ibu kandung;
f. NIK ayah; dan
g. beberapa isi catatan Peristiwa Penting.
Nah sudah jelas jika ada beberapa orang yang menggunakan data kita untuk kepentingan seperti menawarkan produk dan lain-lain, perlu kita tanda tanya besar dapat dari mana data tersebut dan kok bisa jika tanpa seijin kita. Mungkin UU diatas masih kurang information requirements yang harus dilindungi seperti alamat rumah, dll, tapi ada poin G yang bisa jadi SAPUJAGAD.
Saya pernah punya pengalaman hidup, yaitu ada beberapa orang yang mencoba menawarkan tuker-tukeran database nasabah kepada saya dan orang-orang itu tidak tahu jika pekerjaan saya tukang/kuli audit. Jadi pertama saya dengarkan dan tanggapi dengan serius tawaran tersebut dan pas terakhir baru saya beri penjelasan bahwa pekerjaan saya tidak bisa seperti itu dikarenakan saya bekerja dibagian xyz. Sontak orang-orang tersebut kaget dan tersipu malu-malu ke saya tapi karena itu temen ya tetep santai jadinya. Memang saya sudah lama tahu bahwa sering di planet plutox sana bertuker-tukeran data nasabah dan mungkin saja ada yang jual beli juga karena tidak menutup kemungkinan juga kan.
Selang dari cerita itu, memang jika anda bekerja disebuah instansi/lembaga keuangan, pasti dapat dengan mudah mendapatkan beberapa data nasabahnya, baik cari-cari di folder sharing, ftp, core system atau aplikasi lainnya. Hal itu dikarenakan beberapa instansi tersebut masih kurang peduli dengan pengamanan informasi. Contoh berikutnya adalah jika anda banyak mempunyai kartu kredit ini itu dan sering melakukan pinjaman yang embel-embel bunga 0%. Pasti atau sering kemungkinan anda akan ditawarkan beberapa produk-produk dari instansi lain, yang anda sendiri juga bingung kok perasaan saya ga pernah apply apapun diinstansi tersebut.
Yap semua itu bisa terjadi karena ada saling tuker-menuker data nasabah satu sama lain. Saya juga pernah sekali ditawari produk tapi langsung saya tolak baik-baik karena percuma menawarkan ke saya, wong saya juga ga punya ini itu untuk bayarnya.
Balik lagi tentang data-data pribadi kita yang tersebar dengan begitu gampangnya. Contoh berikutnya adalah efek perkembangan dunia maya. Tidak dapat dipungkiri hal ini menjadi faktor utama bagi saya atas keamanan informasi data pribadi kita. Apalagi sekarang banyak orang-orang yang eksis di media sosial dengan kepolosan mereka termasuk saya juga. Segelintir orang dengan bangganya memasang nomor teleponnya di media tersebut sampai publish kapan lahir, orang tua atau keluarganya siapa aja, hobinya apa, aktifitas setiap jam ngapain aja dan lain-lain.
Itulah era jaman saat ini dan saya percaya orang seperti Mark Z pendiri FB sudah menyadari orang jaman ini agak sedikit eksis dan itu yang bisa dimanfaatkan walau mungkin si Mark tadinya tidak terlintas efek dari media sosial ini (ga tau isi hatinya saya).
Jika dari diri saya sendiri, saya juga menyadari jika data saya tersebar tanpa sepengetahuan saya. Sebagai contoh ketika kita register di website cari kerja dan apply sana sini lamaran di perusahaan xyz. Nah hal itu juga yang bisa menjadi penyebab kebocoran data pribadi kita soalnya ga ada yang tau seberapa aman data kita dikelola oleh orang lain. Contoh lain adalah dengan memberikan atau tuker menukar kartu nama anda kepada orang lain atau ikut dorprise disebuah acara. Begitu banyak contoh lainnya yang saya tidak bisa berikan kepada anda semua.
Selanjutnya bagaimana kita mengamankan data pribadi anda ? Memang terkadang manusia itu pasti punya batasan dalam menyimpan memori informasi tertentu. Kita juga kadang lupa sudah apply kemana saja lamaran kita, tuker menukar dengan siapa saja kartu nama kita dan hal lainnya. Jika memang sudah terlanjur basah yah sudah mau diapakan lagi, masa mau muter waktu (emang kartun).
Wajar jika kata saya tentang masalah itu, karena sekarang teknologi berkembang dengan pesat dan pasti ada efek sampingnya (wong obat aja ada kok). Jika menurut pandangan saya, ada langkah-langkah awal dalam mengamankannya yaitu:
- Jangan percaya pada tawaran apapun seperti menang hadiah xyz, disuru kirim ini itu, diajak ketemuan sama orang ga jelas dan apapun.
- Tanyakan kepada orang yang menawarkan tersebut, dapat dari mana data anda ? Jika jawabannya terbata-bata maka terus cecer sampe mentok.
- Catat jika anda sudah apply kemana saja untuk sebuah lowongan kerja. Hal itu bisa menjadi data penulusuran kita apakah tawaran ini memang valid atau tidak.
- Banyak berdoa dan harus lebih hati-hati dalam menyikapi hal tertentu serta jangan terlalu bernapsu.
Memang masih banyak PR yang harus dikerjakan di negara ini tentang pengamanan data pribadi akan seperti apa, tapi mulailah dari diri sendiri untuk mengamankan data pribadi kita. Tidak dapat dipungkiri pasti saya juga mengalami kebocoran data pribadi dan alangkah baiknya jika kita mengamankan data kita seminimal mungkin dengan menggunakan langkah sederhana dari saya.