Mungkin bagi semua orang data negara yang bocor belakangan ini membuat panik sebagian orang, tapi kita harus menyikapi dengan santai. Saya pribadi sangat santai menyikapi karena semua itu sudah terjadi dan siapa yang berani menuntut sebuah negara disitu?
Data apa yang belum bocor? Jangan bingung untuk mencarinya karena nanti sulit ketemu.
Dari pemberitaan yang sudah heboh hampir beberapa tahun, pada intinya tidak ada "root cause" dari insiden keamanan informasi yang dipaparkan ke masyarakat. Lantas buat apa kita pusing dan panik? Pengolah datanya saja seperti kurang belajar dari hal yang pernah terjadi di tempat lain dan akhirnya terjadi lagi.
Solusinya harus seperti apa jika semua sudah terjadi? Coba masyarakat mulai peduli terhadap datanya sendiri baik dari sisi logic maupun physical.
Memang sebagian masyarakat menilai kurang seriusnya melakukan pengamanan dan hanya sebatas ceremony dan gagahan jika sudah dicap dapat ini itu.
Ide gila saya adalah merubah semua data (sampai metadata) itu meskipun akan memakan waktu panjang dan migrasi model data dari yang sudah bocor menjadi sebuah data baru. Jika sulit, anggap saja data yang telah bocor menjadi sebuah data/informasi publik dan bukan rahasia. Jangan terlalu dipaksakan membuat data yang bocor tetap menjadi sebuah rahasia karena itu percuma menurut sudut pandang saya pribadi.
Lantas negara itu harus melakukan apa? Rombak sumber daya (people, products, dan partners) serta proses semua harus dibenahi. Siapkan rumah yang mumpuni yang dimana nanti ada pengelolaan data dan informasi di dalam rumah tersebut. Buat bentuk desain, tata kelola dan standar untuk masuk ke rumah tersebut akan seperti apa. Ingat tidak bisa langsung loncat langsung mengamankan isi data di rumahnya.
Ingat harus ada pondasi desain, tata kelola dan standar terkait keamanan informasi (mencakup siber dan privasi). Coba perhatikan negara berkembang bagaimana mereka menerbitkan semua itu dan pahami pola rilis masing-masing dokumen tersebut.
Terkadang pola pikir Threat Actor lebih maju karena mereka harus "out of the box thinking" sedangkan pengelola data hanya berpikir sesuai proses bisnis dan terlalu keseringan menggunakan konsep yang ada di User Acceptance Test (UAT).
Kemudian langkah apalagi yang harus dilakukan? Ada rahasia yang harus dibuka biar Threat Actor baca, yaitu seperti konsep memberikan tanda pada uang atau emas. Tanda itu bisa digunakan untuk sistem yang ada di negara tersebut. Bahkan menggunakan konsep Blockchain sepertinya menarik untuk pengelolaan data. Jangan cuman dibuat National Data Centers, tapi coba terapkan semacam Blockchain Hybrid atau Blockchain Konsorsium. Metode itu bisa dikombinasikan dengan "Zero Trust for Next Generation". Bisa saja bekerjasama dengan Multi Region dan dampaknya adalah tingkatan data tidak lagi bisa dianggap rahasia dan tinggal menyepakati dengan negara lain akan seperti apa.
Ide gila "Blockchain for Multi Region + Zero Trust for Next Generation" semoga bisa terjadi disuatu saat untuk negara itu.
0 komentar:
Posting Komentar